Selasa, 24 April 2012

Fluktuasi Iman

Tidak tahu kenapa seminggu ini koq rasa-rasanya sedang mengalami fluktuasi iman

Tidak seperti biasanya, sekarang susah sekali untuk mengerjakan ibadah sunnah
Biasanya kalau alarm hp berbunyi jam 4 pagi, tanpa komando langsung mengambil air wudhu' dan melaksanakan sholat malam

Biasanya tiap hari Senin dan Kamis, tanpa sahur pun tetap semangat melaksanakan puasa
Biasanya tiap selesai sholat, tanpa paksaan berdzikir dan membaca al-quran walau hanya satu halaman Tapi kenapa sudah seminggu jadi malas bangun malam dan puasa
Selesai sholat langsung beranjak tanpa berdzikir dan baca al-Qur'an

Waahhh ada apa ini? Apa benar-benar sedang mengalami fluktuasi iman?
Memang sepertinya sedang mengalami "kegersangan".
 Namanya keimanan harus disiram dan dipupuk tiap hari.
Mungkin karena akhir-akhir ini terlalu sibuk dengan urusan dunia

Ya Allah...
Mohon ampunanmu

Seperti biasa, kalau sedang "galau" seperti ini, yang saya lakukan adalah googling tentang artikel-artikel keislaman untuk mengembalikan rasa keimanan dalam hati.

Setelah berjalan kesana kemari di rumah google Oppa akhirnya menemukan artikel tentang fluktuasi iman. Ternyata fluktuasi iman ini sudah disebutkan oleh Rasulullah dalam sabdanya,

”Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan la ilaha illallah.”HR. Ibnu Hibban

Adapun beberapa cara untuk menaikkan kadar keimanan, yaitu :
1. Perbanyak membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya.
2. Perbanyak zikir dalam setiap waktu dan kesempatan.
3. Perbanyak istighfar.
4. Bersihkan hati kita dari sifat-sifat buruk


Insyaallah...

Jumat, 13 April 2012

Selamat Jalan Wahai Hamba Allah




Kamis...

12 april 2012

18:30 WIB

Allah mengambilmu kembali ke pangkuan-Nya

Karena Allah merindukanmu

Melebihi kerinduan kami untuk selalu berada di sisimu

Karena Allah mencintaimu

Melebihi kecintaan kami padamu

Jangan sedih

Dan kami juga tak akan sedih

Karena kau adalah milik-Nya

Dan hanya kepada-Nya lah kau kembali




R.I.P : Yosi Darmawan
Surabaya, 20 Januari 1991 - Jakarta, 12 April 2012

Jumat, 30 Maret 2012

Kerinduan yang konstan

Jumat tenang disela istirahat siang
hujan turun dari tadi malam hingga sekarang membuat saya ingin cepat tidur
Semilir angin dari balik jendela semakin membuat mata ingin terpejam

Jam di handphone sudah menunjukkan jam 13:15 WITA
oohh berarti aku sudah tidur selama 1 jam
ku ambil air wudhu untuk melaksanakan sholat dhuhur
ku pakai mukena dan segera memulai untuk sholat

Dari balik jendela kamar
Dari arah masjid Baiturrahman
Senada dengan bunyi senandung angin
Terdengar sayup-sayup lantunan al-qur'an
Suara itu
Suara itu juga yang sering dulu aku dengar dari masjid dekat rumah
ya..., rumahku di Surabaya

Suasana siang ini semakin menguatkan rasa
rasa rinduku kepada kampung halamanku, Surabaya
rasa rindu akan orang tuaku
rasa rindu akan semua keluarga, teman, dan saudara

rasa ini masih tetap sama...



miaphy (ba'da dhuhur)

Kamis, 29 Maret 2012

Menjaga Lisan

Lisan....

Ketika berbicara lisan, takut sekali ada orang yang merasa tersinggung atau bahkan terluka karena lisan yang saya punya. Apakah kata-kata yang keluar dari lisan saya ini adalah hal yang baik-baik atau sebaliknya. Karena lisan lebih tajam dari pedang. Luka karena pedang dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar, tepai luka karena lisan sulit disembuhkan.

Seringkali terfikir apa yang harus dilakukan untuk menjaga lisan ini. Alhamdulillah Allah memberikan saya nikmat berupa internet sehingga banyak ilmu yang diperoleh salah satunya tentang bagaimana menjaga lisan.

1. Selalu berkata yang baik.

Selalu berkata yang baik harus menjadi sikap hidup bagi orang yang beriman. Dari Abu Hurairah t Rasulullah bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْلِيَصْمُتْ

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka hendaklah ia berkata baik atau diam”. (Bukhari dan Muslim).

Menurut Imam Syafi’i apabila seseorang hendak berbicara pikirkanlah sebelumnya, seandainya sudah jelas kemashlahatannya maka ucapkanlah namun apabila ragu dengan perkataannya itu jangan disampaikan hingga jelas kemashlahatannya.

2. Tidak berdusta.

” Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu katakan”. (QS 61:3).

Rasulullah bersabda:

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا, وَمَنْ كَانَ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ الّنِفَاقِ حَتَّى يَدَعَهُنَّ: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ, وَإِذَا حَدَثَ كَذَبَ, وَإِذَاعَاهَدَ غَدَرَ, وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ ( متفق عليه )

Empat perkara apabila ada pada diri seseorang, maka ia adalah seorang munafik tulen, dan barang siapa yang ada dalam dirinya salah satunya, maka ia telah memiliki salah satu sifat kemunafikan sampai ia meningalkannya : Apabila diberi kepercayaan ia berkhianat, apabila berbicara ia bohong, apabila berjanji ia melanggarnya, dan apabila berbantahan (bermusuhan ) ia berbuat fasik. (muttafaqun ‘alaih ).

3. Tidak menggunjing.

Firman Allah yang artinya:

“ Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain”.(QS 49:12).

Sedangkan yang dimaksud dengan menggunjing ialah seperti yang disabdakan oleh Rasulullah :

اَلْغِيْبَةُ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

“Ghibah ialah engkau menyebut saudaramu tentang apa-apa yang tidak disenanginya”. (H.R Muslim).

Menurut An-Nawawi, bahwa yang dimaksud oleh hadits tersebut diatas ialah menyebut kekurangan dan keburukan seseorang dalam hal dunianya, agamanya, akhlaknya, istri dan anaknya, suaminya, hartanya, rumah tangganya, pakaiannya, gaya jalannya, pembantu rumah tangganya, baik menyebut dengan lisan maupun dengan bahasa isyarat kedipan mata, tangan dan sebagainya.

4. Tidak menghina sesama muslim.

Sebagai orang yang beriman kita tidak boleh menghina, mencela dan melaknat seseorang, sebagaimana firman Allah I yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum memperolok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain, karena boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok itu) lebih baik dari wanita yang mengolok-olok, dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan buruk sesudah iman dan barang siapa tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.(QS 49 :11).

Adapun yang dimaksud dengan mencela diri sendiri pada ayat di atas ialah mencela sesama muslim. Sebab orang Islam itu bersaudara seperti satu badan, jadi menghina seorang muslim berarti menghina diri sendiri.

Sedangkan panggilan buruk yang dimaksud ialah memanggil seseorang dengan panggilan/gelar yang tidak ia sukai, seperti pangilan kepada seseorang yang sudah beriman dengan kata-kata: Hai fasik, dan kata-kata sejenisnya.

5. Tidak berkata kotor.

Yaitu perkataan yang tidak sopan, tidak pantas didengar dan jorok, hal tersebut bisa mengakibatkan orang yang mendengarnya menjadi tersinggung dan sakit hati. Allah I tidak menyukai orang yang berkata-kata kotor. Sabda Rasulullah :

إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْفَاحِشَ الْمُتَفَحِّشَ

Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang kotor perkataannya menyebabkan orang lain berkata kotor pula”. (Lihat : Ibnu Hibban 5177, Mawaridu Al-Dzam’an 1566, Ahmad 6514, Kasyfu Al-Khafa 736, Hadits Hasan).

6. Menjauhi pertengkaran dan perdebatan

Dalam suatu riwayat, Nabi pernah mendatangi sahabat beliau yang sedang berdebat, seraya beliau menegur dan melarang perbuatan itu, lalu beliau bersabda :

مَنْ تَرَكَ اْلكَذِبَ وَهُوَ بَاطِلٌ بُنِيَ لَهُ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بُنِيَ لَهُ فِي وَسَطِهَا وَمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ بُنِيَ لَهُ فِي أَعْلاَهَا

“Barang siapa yang meninggalkan dusta sedang dia dalam keadaan salah, dibangunkan )(oleh Allah) I untuknya (sebuah rumah) dipinggir surga. Dan barang siapa meninggalkan perdebatan sedangkan dia dalam keadaan benar, http://www.blogger.com/img/blank.gifdibangunkan (oleh Allah) untuknya dipertengahannya dan barangsiapa yang baik akhlaknya dibangunkan untuknya (rumah) yang paling tinggi”. (H.R Tirmidzi dan berkata: Hadits Hasan).

Apalagi pada masa kini, pertengkaran dan perdebatan semakin meningkat dan banyak terjadi baik di pasar, di kantor, maupun di perusahaan. Karena itu bagi orang-orang yang niat hidupnya untuk ibadah kepada Allah , sudah tentu ia akan menghindari dan menjauhkannya baik dalam keadaan bersalah ataupun benar.


sumber : Lembaga Dakwah dan Taklim Jakarta Indonesia



Senin, 26 Maret 2012

Panjang angan-angan


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Anak cucu Adam akan menjadi tua renta, namun ada dua hal yang masih tetap bersamanya, yaitu rakus dan panjang angan-angan.” (Riwayat Muslim)

Pertama kali kenal kata Panjang angan-angan ketika saya membaca buku tentang sedekah di perpustakaan. Karena penasaran dengan maksud dari kata-kata tersebut, langsung deh saya tanya om google :)

Setelah bertanya ke om google dan melakukan blog walking, ini nih hasilnya :

Panjang angan-angan atau thulul amal juga memiliki arti "pengkhayal". Panjang angan-angan merupakan pengaruh psikologis dari cinta dunia. Orang yang panjang angan-angannya, dia akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan cenderung tidak memperdulikan waktu, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang diangan-angankan oleh hatinya, meramalkan dunia dengan berbagai macam usahanya dan akan merobohkan sendi-sendi kepentingan akhiratnya.

Panjang angan-angan juga memiliki anggapan bahwa maut masih lambat menimpa diri, sehingga lupa kepada saat kematian yang akan terjadi kapan saja.

Panjang angan-angan merupakan salah satu penyakit hati yang apabila "menginfeksi" seseorang, maka orang tersebut akan hanyut dengan cita-cita (angan-angan) yang panjang di lautan khayalan dalam menjalani kehidupan di dunia ini, sehingga terlupa kepada kematian dan kehidupan akhirat.

Hemmm, saya belum puas dengan jawaban yang diberikan om google, sepertinya saya harus konsentrasi membacanya. Insyaallah tulisan ini saya lanjut kembali setelah benar-benar faham ^^

Senin, 12 Maret 2012

Muhasabah

Alhamdulillah bisa posting lagi setelah sekian lama vakum karena kesibukan kerja. Tak terasa sudah tahun 2012. Banyak hal yang terjadi di tahun 2011. Hal yang membuat hidupku lebih berwarna. Sekali lagi alhamdulillah, Allah masih memberiku kesempatan untuk menikmati indahnya dunia dengan segala warna-warni kehidupannya.

Sedikit menoleh ke belakang, bukan sebagai penyesalan tapi untuk perbaikan. Ternyata banyak kejadian yang membuka hati, mata dan pikiranku sehingga aku makin mencintaiNya. Entah itu kejadian yang membahagiakan ataupun menyedihkan, semuanya membuatku semakin mencintaiNya